Resensi Film : The Raid 2

  • Rabu, April 09, 2014
  • By Indihome Sidoarjo
  • 0 Comments

Pasti bloggeristic nggak asing sama ini film. Yup, ini adalah salah satu film yang saya tunggu-tunggu kehadirannya di tahun ini. Dan akhirnya, keturutan juga nonton. Kebetulan juga tanggal nontonnya pas pemilu legislatif lagi. Tapi pada akhirnya rasa penasaran saya terhapuskan.

Bertempat di Royal 21 Royal Plaza Surabaya. Film ini adalah sequel dari The Raid : Redemption atau yang biasa dikenal The Raid 1. Film ini bergenre Action Crime Thriller. Dan film ini tidak dianjurkan bagi mereka yang takut melihat darah, gangguan jantung, anak-anak dibawah umur, dan ibu hamil. Tapi saya menaruh apresiasi yang tinggi pada film ini. Karena ini adalah salah satu film Indonesia yang bondo, keren, dan diputar di bioskop luar negeri. WOW.. Dan seperti biasa, setelah nonton. Saya ingin sedikit bercerita tentang film ini.


“The Raid 2 : Berandal” 

Rama (Iko Uwais) yang selamat dari serbuan maut di apartemen milik Tama, menemui Bunawar seorang kepala satuan polisi. Meski Rama telah berhasil keluar hidup-hidup dari apartemen Tama, ia tak bisa bebas. Ia kini telah diincar oleh polisi-polisi korup yang bekerja sama dengan para kriminal. Maka dari itu, untuk membersihkan dirinya & menyelamatkan keluarganya, ia pun menerima tawaran Bunawar untuk sekali lagi berjuang. Apalagi ia tahu tak lama setelah keluar dari apartemen busuk itu, kakaknya yang bernama Andi (Donny Alamsyah) dibunuh oleh kriminal tak dikenal. 

Ia menyamar sebagai tahanan untuk bisa masuk dan mengenal Uco (Arifin Putra), yang dimana ia adalah anak dari Bangun (Tio Pakusadewo) seorang mafia yang paling ditakuti. Awalnya Uco ingin menghabisi Rama, tapi keadaan berubah saat Rama menyelamatkan Uco dari anak buahnya yang berkhianat. Saat bebas, Rama pun ditarik Uco untuk tinggal dan bekerja di kerajaan ayahnya. 

Keadaan berubah ketika Uco tengah berambisi untuk menggeser kedudukan ayahnya sebagai pemimpin perusahaan. Namun karena permintaan itu ditolak oleh Bangun, Uco pun mencari kawan. Bejo (Alex Abbad) seorang gangster sadis mencium permasalahan ini. Ia pun mencoba membujuk Uco untuk bergabung dengannya. Ia menawarkan bantuan untuk menghabisi ayahnya, Bangun. Tapi dibalik itu, yang ia inginkan hanyalah kekuasaan. 

Perkelahian pun tak terelakan. Setelah Uco membunuh ayahnya. Rama pun bingung harus membela siapa. Ia pun tetap kepada jalannya. Melihat Uco adalah berandal yang sebenarnya. Rama pun mati-matian seorang diri menghabisi Uco, Bejo, dan anak buahnya. Apalagi setelah ia tahu bahwa Bejo lah yang membunuh kakaknya. 

Begitu banyak intrik cerita dalam film ini yang tak bisa saya beberkan satu persatu. Tapi sekarang, saya ingin sedikit berkomentar tentang film ini. 
  • The Raid 2 lebih bagus dari film pertamanya The Raid (Redemption). Karena tak hanya adegan bela diri pencak silat yang lebih sadis, tapi banyak intrik cerita yang membuat penonton berfikir dan penasaran. Berbeda dengan The Raid 1 yang inti ceritanya naik gedung, tawuran dan selesai. 
  • Dalam film ini juga ada Yayan Ruhian. Atau yang pada film pertama ia berperan sebagai Mad Dog. Tapi di film ini ia berperan sebagai Prakoso. Mantan anak buah Bangun. Nah, komentar saya. Janganlah Yayan Ruhian masuk lagi. Karena ia sudah menjadi roh tokoh dari Mad Dog. Kalau ia masuk lagi penonton nanti malah mengira “loh kok mad dog hidup lagi ?”. Jadi menurut saya, biarlah seorang tokoh dalam film bersequel itu tetap 1 ikon atau 1 orang. 
  • Ada salah satu adegan, dimana suasananya saat itu menggambarkan sedang bersalju. Yang saya tanyakan, sejak kapan Jakarta bersalju coy ? Cobalah kalo buat suasana itu yang masuk akal. Jakarta kok bersalju, Jakarta itu terkenal banjir. Kenapa gak dibuat suasananya banjir aja ? Kan lebih masuk akal.
  • Sutradara, Editor, Sinematografi, dan kru lainnya masih menggunakan produk impor, alias tidak dikerjakan oleh putra-putri bangsa indonesia. Itu yang membuat rasa bangga saya sedikit memudar. Alangkah luar biasanya film ini jika dikerjakan oleh 100% putra-putri bangsa indonesia. Mungkin akan menjadi film yang diakui & dibanggakan diluar negeri bukan ? 
  • Overall film ini bagus. Dengan efek-efek darah yang lebih nyata. Dengan variasi peralatan bela diri yang bermacam-macam. Tentunya membuat film ini masuk nominasi film terbaik tahun 2014 versi uniqlimited.blogspot.com.
Selama masih ada, anda harus tonton film ini. Namun, jika sudah punah dari bioskop, tunggu saja DVD-nya. :)

Sekian resensi film kali ini, maju terus perfilman Indonesia..!!  

You Might Also Like

0 komentar